Nama Aburizal Bakrie bukan merupakan nama asing di Indonesia. Salah satu anggota keluarga Bakrie yang memegang pengaruh penting di Indonesia. Selain sebagai konglomerat dan pengusaha sukses, beliau merupakan tokoh politik yang disegani di Indonesia. Terbukti dengan diberinya kepercayaan menjadi ketua umum salah satu partai politik besar Indonesia "Golkar".
Wawancara dimulai dengan pertanyaan politik yaitu keputusan Golkar untuk siap keluar dari koalisi. Putra Nababan menanyakan apakah keputusan itu merupakan rasa kekecewaan atau karena alasan lain melihat bahwa Golkar merupakan pihak yang sangat getol dalam angket Bank Centuri maupun sebagai panwas kasus-kasus korupsi. Aburizal memberikan jawaban bahwa Golkar berkemungkinan keluar dari koalisi dikarenakan adanya objective vision apakah common the elementary dari tujuan awal akan tetap bersama dibangun atau tidak. Selain itu keluar dari koalisi bukan berarti menjadi oposisi melainkan menjadi penyeimbang sehingga tak ada salahnya berbeda pendapat. Dari pertemuan presiden, sebagai pihak koalisi, dengan Aburizal sebagai ketua umum Golkar didapat bahwa presiden masih tetap menunjukkan komitmen untuk tetap mempertahankan common the elementary. Common the elementary tersebut adalah :
- Menuntaskan pemerintahan yang kurang 3,5 tahun lagi.
- Kesejahteraan Rakyat.
- Penuntasan korupsi di Indonesia.
Aburizal juga menambahkan bahwa Golkar ingin membiasakan rakyat Indonesia terhadap siklus pemerintahan 5 tahun untuk mencapai target-target yang telah dicanangkan. Siklus itu jika dituruti dan dijalankan dengan benar maka akan berdampak baik bagi Indonesia.
Terkait apakah ada deal mengenai pemesanan kursi menteri, beliau menjelaskan bahwa sungguh naïf apabila beliau sebagai ketum golkar dan Pak SBY sebagai presiden memahas hal itu. Karena menurut beliau, golkar adalah partai besar dengan banyak potensi jadi tak perlu meminta-minta. Selain itu, keputusan pengangkatan menteri adalah hak prerogatif presiden. Bahkan beliau menambahkan Sri Mulyani merupakan salah satu usulan dari beliau walaupun dalam beberapa aspek penilaian keduanya bertentangan.
Menyambung pernyataan Aburizal tentang Sri Mulyani, Putra Nababan mempertanyakan apakah Ibu Sri Mulyani loncat atau mental dari kementrian gara-gara Century maupun kondisi yang tak baik di Indonesia. Beliau bereaksi keras, bahwa pertanyaan Putra Nababan tersebut sangat menghina Ibu Menteri Keuangan tersebut. Beliau menjelaskan bahwa Sri Mulyani yang dahulu telah sukses di keuangan domestic, salah satunya bertahan dari resesi ekonomi dunia yang kedua kemarin, ingin lebih berperan di dunia internasional dengan memegang jabatan penting di world bank ini. Salah satu keuntungan Indonesia dimana putri bangsa diberikan kesempatan dan merupakan posisi strategis bagi Indonesia untuk berperan di ekonomi dunia.
Setelah panjang lebar membicarakan politik dan ekonomi Indonesia, di penghujung acara Putra Nababan mencoba untuk menanyakan tentang Gayus. Jawaban dari beliau,"Sudah lupa tuh, Anda masih ingat?". Ketika didesak lebih lanjut untuk memicarakan Gayus, beliau lebih memilih untuk membahas yang lain. Bahkan beliau memberikan statement, "Jika RCTI hanya mengadakan acara remeh temeh seperti ini, saya menyesal meluangkan waktu. Saya kira RCTI akan mengajak saya membicarakan pembangunana Indonesia ke depan. Itu sangat baik, Jika membicarakan yang sudah basi bahkan tak patut dibicarakan lagi hanya membuang-buang energy buat apa. Toh sudah ada penyelesaiannya dan bagian sendiri yang mengomentari".
Dari beberapa materi wawancara di atas terlihat bagaimana seseorang yang sukses tak bermodalkan hanya uang semata. Uang hanya sampingan. Ilmu, kepemimpinan, pengaruh, idealisme, sangat ketara dalam percakapan beliau. Siapkah anda menjadi karakter kuat selanjutnya?
0 komentar:
Posting Komentar