Menutupi Mulut Ketika Menguap Bukan Hanya Adab

Sabtu, 05 Desember 2009


Setiap orang pasti pernah terkena teguran ketika menguap tanpa menutupi mulutnya. Entah teguran itu berdasarkan alasan kesopanan, agama ataupun yang lain. Tetapi yang paling disetujui orang banyak adalah bahwa meguap tanpa menutupi mulut merupakan hal yang tidak sopan.

Jika menutupi mulut ketika menguap merupakan sebuah kesopan apakah hal itu juga memiliki manfaat yang lain dalam kehidupn sehari-hari kita? Hal-hal yang baik pasti memberikan manfaat. Marilah kita tinjau dari segi agama terlebih dahulu.

Rosullah SAW bersabda:

  • “Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan benci terhadap menguap. Maka apabila ia bersin, hendaklah ia memuji Allah (dengan mengucapkan ‘Alhamdullillah’). Dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mendengarnya untuk mendoakannya. Adapun menguap, maka ia berasal dari setan. Hendaklah setiap muslim berusaha untuk menahannya sebisa mungkin, dan apabila mengeluarkan suara ‘ha’, maka saat itu setan menertawakannya.” (HR Bukhari)

  • “Menguap adalah dari setan, maka jika salah seorang di antara kalian menguap, hendaklah ia menahannya sedapat mungkin.” (HR Muslim)

Hadist diatas jelas memberikan gambaran bahwasanya menguap merupakan tindakan yang tidak terpuji jika dilakukan secara sembarangan. Bahkan Rosullah SAW menganjurkan untuk menahan untuk tidak menguap.

Nasehat orang-orang disekitar kita bahwa jika kita tidak menutupi mulut ketika menguap maka setan akan ikut masuk ke dalam tubuh kita. Kita sedikit besar menerima hal itu tanpa mencari kebenarannya. Akan tetapi hal itu benar adanya.

Dengan tinjauan kesehatan, udara yang ada di sekitar kita memiliki polutan-polutan(dari debu maupun hasil polusi),juga memiliki potensi untuk menularkan virus. Oleh karenanya jika menguap tanpa menutupi mulut polutan-polutan tersebut akan masuk tanpa ada saringan. Berbeda jikalau kita menghirup dari hidung yang memiliki bulu-bulu yang akan menyaring udara dan menjaga kelembapannya. Pernah saya tanyakan kepada dokter gigi apakah hal ini benar adanya dan beliau membenarkan.

Selain itu, polutan yang masuk ke tubuh kita akan mempengaruhi sistem imun yang ada pada tubuh kita. Kita akan merasa lemas atau malas-malasan melakukan kegiatan kita. Mungkin ini yang dikatakan setan ikut masuk ketubuh kita ketika menguap tanpa menutupi mulut.

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa menutupi mulut ketika menguap bukan hanya adab. Akan tetapi memiliki manfaat secara kesehatan. Baik secara jasmani maupun rohani. (/hikam)


TAMBAHAN dari Rumah Islam.com

ADAB ISLAMI : ADAB AT-TATSAA-UB (MENGUAP)

Menguap adalah perbuatan yang berasal dari syaitan, sebagaimana sabda Nabi saw

الْعُطَاسُ مِنَ اللّهِ , وَالتَّثَاؤُبُ مِنَ الشَّيْطَانِ , فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَضَعْ يَدَهُ عَلَى فُيْهِ , وَإِذَا قَالَ : آهْ , آهْ , فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَضْحَكُ مِنْ جَوْقِهِ . وَإِنَّ اللّهَ عز جل يُحِبُّ الْعُطَاسَ ، وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ .

"Bersin itu dari Allah dan menguap itu dari syaitan. Jika salah seorang kalian menguap, maka tutuplah mulutnya dengan tangannya dan jika ia mengatakan `aaah...', maka syaitan tertawa di dalam perutnya. Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap." (HR. At-Tirmidzi dan ia menshahihkanya, al-Hakim dan ia menshahihkannya serta disetujui oleh adz-Dzahabi, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Sunni dalam 'Amalul Yaum wal Lailah dari Abu Hurairah . Hadits ini terdapat dalam kitab Shahiihul Jaami' )



Apabila seseorang hendak menguap, ia harus memperhatikan beberapa adab berikut, antara lain:

1.Berupaya Semampunya Menahan dan Menolak Menguap.


Seseorang hams berusaha menolak, mengalahkan, dan menahan kuapan, khususnya ketika sedang shalat.

Rasulullah, bersabda:



إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدَكُمْ فِيْ الصَّلاَةِ فَلْيَْظِمْ مَا اسْتَطََانَيَدْخُلُ .

"Apabila salah seorang dari kalian menguap dalam shalatnya, hendaklah ia berusaha menahan kuapannya sebisa mungkin karena syaitan bisa masuk." (HR. Muslim (2995) dari Abu Sa'id ra)

Seseorang tidak perlu merasa heran kalau syaitan bisa masuk, karena syaitan adalah makhluk yang tercipta dari api yang dapat berubah, berpindah, dan bergerak seperti hawa dan angin. Ia tidak berjasad seperti manusia. Selama hadits tersebut shahih dari Nabi, maka wajib mengakuinya dan mempercayai kebenarannya walaupun orang-orang merasa heran. Sebab, seperti yang telah difirmankan Allah swt :

"Dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur-an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)." (QS. An-Najm: 3-4)

2. Meletakkan Tangan di Mulut


Tujuan meletakkan tangan di mulut ketika menguap ialah agar mulut tidak terbuka, yang pada saat itu manusia terlihat buruk dan pada saat itu juga syaitan sedang menertawakannya, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang tercantum pada awal.

Demikian juga beliau, bersabda:

إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدَكُمْ فِيْ الصَّلاَةِ فَلْيَْظِمْ مَا اسْتَطََانَيَدْخُلُ .

"Apabila salah seorang kalian menguap, hendaklah ia menahan mulutnya dengan tangannya karena syaitan bisa masuk." (HR. Muslim (2995) dari Abu Sa'id ra)

3. Tidak Mengeluarkan Suara Aaah...


Jangan mengeluarkan suara `Aaah...' atau suara `waaah...', sebagaimana yang tercantum pada awal. Sebab, syaitan sedang menertawakannya jika ia mengeluarkan suara seperti itu.



4. Tidak Mengangkat Suara Ketika Menguap


Mengangkat suara uapan termasuk adab buruk yang dianggap sepele oleh orang-orang, padahal perbuatan ini dapat membuat orang lain menghindar dari pelakunya. Terkadang, sebagian orang jahil mengangkat suaranya ketika menguap dengan maksud ingin membuat orang sekelilingnya tertawa dan tentunya syaitan juga menertawakan perbuatannya, sebagaimana yang tercantum dalam hadits yang telah disebutkan pada awal.

Oleh karena itu, syari'at Islam menetapkan adab dalam menguap, bersin, tidur, dan lain-lain. Ini semua menunjukkan betapa agungnya agama Allah, yang mengatur seluruh aktivitas kehidupan manusia, baik pada malam maupun siang hari. Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan nikmat yang agung ini

Islam yang universal (menyeluruh) ini mengatur seluruh kondisi manusia yang tidak akan pernah didapati pada syari'at-syari'at lainnya. Ini merupakan bukti bahwa Islam adalah agama yang sesuai pada semua tempat dan zaman. Sebab, tidak ada agama lain yang mengatur permasalahan ini. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat Islam.



Ref : Mausuu’atul Aadaab Al Islamiyyah (Ensiklopedia Adab Islam Menurut Al Qur’an dan As Sunnah), Abdul Aziz bin Fathi As Sayid Nada
Share this Article on :

2 komentar:

Udi' mengatakan...

Artikelnya tidak pernah terpikirkan sebelumnya... Bagus Mas..

Hikam Adzkiyak mengatakan...

@Udi':ini dlu saya berpikiran hanya mengapa harus mengikuti adab yang berlaku:)

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

© Copyright Ngidup Buat Ngakhirat 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.