Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

Saya percaya, bukan usaha yang harus didewakan

Senin, 10 Desember 2012





Allah punya cara sendiri untuk melancarkan rencana kita, jangan pernah berburuk sangka kepada-Nya. Itu lah pelajaran yang akhir-akhir ini sering saya dapat.  Ketika saya berputus asa dan bertanya-tanya mengapa segala sesuatu yang saya inginkan selalu tak sesuai harapan walaupun saya telah berusaha keras dan tak lupa berdo’a, Allah menjawab dengan cara-Nya.
Akhir-akhir ini saya lebih banyak memulai dengan basmalah dan menyerahkan apa yang saya usahakan hasilnya kepada kuasa-Nya. Dan yang saya dapat adalah ketika saya lupa tentang sesuatu, Allah selalu mengingatkan, secara tiba-tiba ada kejadian yang menyebabkan saya ingat. Misalnya saat ada tugas yang harus dikumpulkan pagi itu, saya telah mempersiapkannya dari malam. Ketika akan berangkat kuliah, saya lupa membawanya. Eh, ketika berada di teras rumah. Ada yang tertinggal, kunci sepeda motor, yang pastinya saya tak akan bisa berangkat kalau tidak pakai sepeda motor. Dan ajaibnya, ketika saya berjalan ke kamar saya yang terletak di lantai 2 saya ingat ada tugas kuliah yang tertinggal di meja belajar. Kejadian ini  tidak hanya sekali, tapi berulang kali. Kejadian lainnya adalah ada  kegiatan yang saya susun dengan sangat rapi dan tinggal melaksanakan. Akan tetapi karena ada suatu hal kegiatan yang saya susun harus terkendala semua (kocar-kacir). Saya dengan sedikit asa berdo’a semoga dilancarkan. Dan akhirnya, lancar juga hari itu. Berkali-kali pula seperti ini. Saya tak bisa memahami bagaimana persoalan yang secara akal tak bisa diselesaikan hari itu bisa terselesaikan pula. Saya hanya bisa mensyukuri nikmat, dan memahami bahwa itu adalah karunianya.
Saya percaya, bukan usaha yang harus didewakan. Tetapi usaha/ikhtiar yang dibarengi do’a dan penyerahan diri/tawakkal yang seharusnya saya lakukan. Allah SWT punya jalan untuk kita semua.

Merenung Arti Kesuksesan

Selasa, 11 September 2012

Banyak orang berbicara tentang kesuksesan, sebenarnya apakah yang disebut kesuksesan itu? Kuliah IPK cumlaude, itu sukses? Memperoleh pekerjaan mapan, itu sukses? Punya mobil dan rumah, apakah itu sukses? Punya istri cantik, apakah itu sukses? Rupanya perenungan saya membawa pada satu jawaban, arti sukses adalah syukur. Menikmati hasil yang telah diraih itu lah ukuran kesuksesan. Punya banyak uang tapi tanpa kekuatan untuk menikmati artinya sama saja dengan kebohongan. Punya banyak ilmu tanpa bisa mengamalkan, rasanya seperti duri yang ada dalam daging. Selalu sakit saat digerakkan.

Apakah kesuksesan itu dapat diukur dengan kemapanan material seseorang, jawabannya adalah tidak. Banyak orang diluar sana yang berkecukupan tapi merasa hidupnya sudah sukses. Puas dengan pencapaiannya, menikmati apa yang dihasilnya. Seorang teman yang saya beri pertanyaan apakah dia puas dengan gajinya sekarang, memberikan jawaban dia pernah berpikir bagaimana saat dia memiliki pasangan hidup tetapi gajinya tetap seperti sekarang dapat dipastikan tak akan cukup, akan tetapi muncul kalimat yang membuat saya banyak merenung, "Sudah lah yang penting saat ini bisa menikmati hasilnya." Itu lah jawaban yang saya cari, syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.

Bagaimana orang bisa sukses saat tak bisa bersyukur? Sukses adalah pencapaian. Jika kita puas dengan pencapaian maka itu lah sukses. Tapi jika mengejar pencapaian yang terlalu jauh dengan kemampuan kita maka itu mendzolimi diri kita sendiri. Untuk sukses kita harus menurunkan level atau target pencapaian kita. Masalah ini pula yang sering mendera saya. Sangat sulit untuk menurunkan level atau target yang harus dicapai. Tapi ingat lah wahai diriku sendiri!

Kita hidup untuk masa ini

Biarkan masa lalu untuk pembelajaran

Masa depan masih misteri dan masih milik Allah SWT, berikhtiar dan berdo'a adalah hal yang terbaik

Kegagalan bukan untuk diratapi, kita harus bangkit. Bangkit mengejar pencapaian yang mewujudkan rasa syukur kita. Janji Allah SWT menanti, barang siapa bersyukur niscaya nikmatnya akan ditambah.

Melalui perenungan ini saya menyimpulkan untuk diri saya sendiri bahwa sukses itu berada pada:

  1. Saat kita telah mencapai kenyamanan hati.
  2. Saat kita puas dan bersyukur terhadap apa yang ada didepan kita tanpa mengesampingkan usaha untuk meningkatkan kemampuan menghadapi cobaan hidup.

Ya Allah, berilah hamba rasa bersyukur itu… Engkau yang memiliki hati, Engkau pula yang memiliki obat untuk segala penyakit hati..


 

Cinta: Apakah untuk menikah?

Kamis, 30 Agustus 2012


Jika engkau mengharap cinta terbayar
maka tidak mungkin karena cinta bukan hutang yg harus dibayar.
Cinta karena ilahi tak akan menyakiti
Begitu pula cinta sejati,
cinta sejati tak memaksa untuk memiliki.
Jodoh  adalah urusan ilahi,
Dia yang menulis di Lauhul Mahfudz.
hanya doa yang dapat mempermudah perjalanan cinta
dan tidak ada keraguan untuk semua itu.

Membina hubungan dilandaskan niat menikah lebih baik tak terlalu lama,
karena jelas peluang setan akan semakin besar
untuk menjurumuskan cinta menjadi nafsu belaka.
lebih baik sembunyikan cinta
dan biar cara Allah yang mengaturnya,
seperti cinta Siti Fatimah dan Syaidina Ali ra.

Menyatukan dua hati bukan perkara mudah.
jadi persiapkan diri.
Jadilah laki-laki yang punya pondasi agama,
karena agama dan syariat punya semuanya.
Punya romantisme, punya kemapanan baik materil atau tidak
Punya keteladanan juga punya kepemimpinan
Punya kehormatan juga cara menjaganya
Punya keteguhan, bukan keraguan dan kecengengan


Jangan Marah & Jangan Mengumbar Aib

Ketika sebuah  permasalahan muncul ada kalanya kita sebagai manusia berselisih paham dan dalam keadaan emosi perselisihan tak akan terselesaikan. Bahkan keputusan yang diambil dalam keadaan emosi  akan memunculkan bencana bagi diri seseorang dan orang lain. Hal ini saya alami sendiri, sebagai pelajaran/ibrah untuk diri saya sendiri,.
Dalam keadaan marah (dan sesungguhnya saya pemarah hehehe) saya sering bahkan selalu  bertindak kekanak-kanakan dan mengambil keputusan yang bagi orang banyak itu konyol dikata. Sering langsung menghina, mengumbar aib pada khalayak umum bahkan aib diri sendiri.  Padahal dalam suatu hadis, Dari Abu Hurairah Ra., seorang lelaki berkata pada Rasulullah Saw, berilah saya nasehat. Rasulullah Saw bersabda "Janganlah engkau marah" Rasulullah mengulang-ulang pada ucapannya. (HR. Bukhari)  Begitu bahayanya marah sampai-sampai perkataan itu diulang-ulang.  Begitu pula untuk mengumbar aib seseorang, disebutkan :
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan buruk sangka (kecurigaan), karena sebagian dari buruk sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Hujuraat: 12)  

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Seluruh umatku akan diampuni dosa-dosa kecuali orang-orang yang terang-terangan (berbuat dosa). Di antara orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang yang pada waktu malam berbuat dosa, kemudian di waktu pagi ia menceritakan kepada manusia dosa yang dia lakukan semalam, padahal Allah telah menutupi aibnya. Ia berkata, “Wahai fulan, semalam aku berbuat ini dan itu”. Sebenarnya pada waktu malam Tuhannya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi justru pagi harinya ia membuka aibnya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah. (Muttafaq ‘alaih HR: Bukhari dan Muslim).


Dan dalil untuk yang memiliki pasangan/pendamping hidup:
“Dari Abu Sa’id al-Kudriy, IA berkata, Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di Hari kiamat adalah seorang laki-laki (suami) yang bercampur (bersetubuh) dengan isterinya, kemudian membeberkan rahasia (isteri)-nya tersebut.” (HR. Muslim)

Padahal dari menahan marah dan jangan sampai mengumbar aib seseorang/aib, kita mendapatkan beberapa manfaat:
·         Ada hikmah selalu saat kita menahan amarah
"Boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal ia sangat baik untukmu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kalian tidak mengetahui."  QS: Al-Baqoroh 216
·         Kita adalah orang terkuat orang terkuat.
"Orang yang kuat bukanlah orang yang hebat dalam bertengkar, sesungguhnya orang yang kuat adalah orang yang bisa menahan emosi ketika harus marah." (HR. Bukhari)
·         Do’a kita diijabahi karena tak ada penghalang antara kita dan Allah.
"Takutlah kamu pada do'anya orang yang dianiaya, maka sesungguhnya do'anya orang yang dianiaya tidak ada penghalang antara do'a dan Allah." (HR. Tirmidzi)

Saya Harus Sekukuh Bukit Uhud

Selasa, 31 Juli 2012


Orang beriman mempunyai pendirian yang teguh, tekad yang bulat, semangat juang yang tinggi, dan kernauan yang keras. (Lihat tulisan ini juga… )

Sesungguhnya orang-orang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu. Mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang - orang yang benar.      (al-Hujurat [49]: 15)

Sedangkan golongan manusia lainnya, yakni orang-orang munafik adalah,

... mereka selalu bimbang, dalam keragu-raguannya.    (at-Taubah [9j: 45)

Jiwa mereka selalu guncang setiap kali dituntut untuk mengambil keputusan, berpaling dari kewajiban, dan ingkar janji. Kewajiban kita adalah jika kita telah melihat titik terang kebenaran atau adanya kebenaran dan manfaat berdasarkan dugaan yang kuat, maka ayunkan langkah kaki dan jangan pernah mundur.

Jauhkan praduga, prasangka dan andaikata,
Melangkah bagai tebasan tebang sang Pahlawan,

Suatu kali seorang lelaki maju mundur saat mengambil keputusan, apakah dia akan menceraikan istri yang selama ini membuatnya menderita atau tidak? Dia menghadap orang bijak untuk meminta saran. Orang bijak itu menanyakan sudah berapa lama dia menikah. Lelaki itu menjawab, "Empat tahun!" Orang bijak itu heran dan bertanya, "Jadi, selama empat tahun Anda teiah menghisap racun?!"
Memang, kesabaran dan ketabahan diperlukan dalam situasi seperti itu, tetapi sampai kapan? Orang yang pandai akan tahu apakah suatu persoalan itu layak atau ddak, baik atau buruk, perlu dilanjutkan atau tidak, sehingga dia dapat segera mengambil keputusan yang tepat.
Seorang penyair berujar,

Mengobati segala yang tidak diinginkan hati
Adalah berpisah dengan pasti

Mengamati seluk beluk kehidupan manusia, akan ditemui bahwa kebingungan dan kebimbangan dapat saja terjadi dalam banyak situasi, terutaraa dalam empat persoalan hidup berikut ini:

Pertama, dalam persoalan studi. Orang seringkali kebingungan dan bimbang dalam memilih jurusan, sekolah, atau perguruan tinggi. Ada sekelompok pelajar yang bertahun-tahun membuang waktu sia-sia lantaran bingung memilih jurusan dan fakultas. Ada yang masih maju mundur dalam masa pendaftaran sehingga tertinggal. Ada pula yang telah mengikuti perkuliahan dalam sebuah fakultas selama satu atau dua tahun, tetapi karena merasa kurang puas, pindah ke fakultas lain, dari Fakultas Syariah ke Fakulas Ekonomi, lalu menyeberang ke Fakultas Kedokteran. Umur pun habis sia-sia. Seandainya saja dia mau berkonsultasi dan beristikharah pada Allah sebelum mengambil keputusan, kemudian melaksanakan keputusan itu tanpa ragu, niscaya dia tidak akan rugi waktu dan umur dalam meraih cita-cita.
Kedua, menyangkut masalah pekerjaan atau profesi. Banyak orang, yang bahkan, tidak mengenali kemampuan apa yang mesti digeluti. Mencoba menjadi pegawai, lalu beralih profesi sebagai karyawan perusahaan, kemudian menjadi pebisnis. Akhirnya, dia rugi, melarat, dan menganggur. Nasihat kepada mereka, bahwa siapa saja yang ingin dibukakan pintu rezeki dari satu pekerjaan, hendaknya dia menekuni dan menjaganya karena dari pintu itulah Allah memberinya rezeki, kemudahan, kelapangan, dan hikmah.
Ketiga, banyak orang di usia muda bingung memilih pasangan hidup. Lebih-lebih kalau banyak pihak yang ikut campur tangan dalam masalah ini. Seringkali orangtua memilih wanita yang tidak cocok dengan dambaan si anak atau tidak sesuai dengan seleranya. Akibatnya, banyak pemikahan yang didasari oleh keinginan menuruti kehendak orangtua, sehingga banyak pasangan yang tidak saling suka dan tidak saling cinta. Sehubungan dengan persoalan ini,  saran yang baik adalah agar seseorang tidak gegabah dalam memilih pendamping hidup sebelum mempertinibangkan sisi agama, keelokan, dan persetujuan, baik dari diri yang bersangkutan maupun orangtua. Sebab, pernikahan adalah menyangkut hidup mati seorang wanita yang tidak dapat diremehkan.
Keempat, kebingungan dan kecemasan seringkali terjadi saat seseorang dihadapkan pada keputusan bercerai atau tidak. Kebingungan ini bisa membuat orang lelah secara pikiran sehingga urusan hidup terbengkalai.

Setiap orang harus bisa mengatasi persoalan yang mengakibatkan tekanan jiwa, dengan mengambil keputusan yang tepat, Umur kita pendek dan hari-hari yang lalu tak akan kembali, maka berbahagialah dalam hidup ini. Dalam situasi seperri ini, kebahagiaan Anda tergantung pada kesigapan Anda dalam mengambil keputusan yang tegas. Seorang Muslim dituntut untuk mempunyai kemauan keras dan tekad yang bulat, serta mengambil keputusan yang tegas setelah memohon petunjuk Allah dan meminta saran pada sesama. Seorang penyair mengatakan,

Jika seseorang dalam kebimbangan,
Diputuskan yang satu dan campakkan yang lain,

Dalam hidup ini Anda harus mempunyai keberanian bagai air bah, ketetapan hati laksana pedang, kukuh bagai perjalanan waktu, dan langkah yang tidak ragu seperti merekahnya fajar pagi!

Sumber: Sebagian dari isi buku La Tahzan, DR.Aidh bin Abdullah al-Qarni

Ketika Ketidakberdayaan Melanda

Senin, 30 Juli 2012

Bulan Ramadan kali ini bertepatan dengan libur akademis dan free dari pekerjaan sambilan, dan bulan ini pula tepat terasa bahwa ada dua kepentingan yang saling berlawanan yang harus diakomodasi. Di salah satu sudah ingin menggenggam hasil sedangkan yang lain ingin berproses. Bulan yang tepat untuk intropeksi apa strategi yang salah dan harus dirubah. Umur yang 22th dan akan segera menginjak 23 th harus tergambar masa depannya dan juga hasilnya. Berasa belum ada yang dapat diperbuat untuk sekeliling.

Waktu kali ini terasa lambat, dua kewajiban yang hanya menginginkan ridho-Mu terasa sangat rumit. Menunaikan satu kewajiban yang lain harus terkalahkan, dan sebagai manusia tak memiliki kuasa untuk merubah kondisi. Hanya bisa berserah diri, Inni asta’khiruka bi’ilmika wa astaqdiruka bi qudrotika…

Ya Allah, Hamba ingin melakukan semua kebaikan tapi apa daya tanganku tak sampai,

Maafkanlah segala kekuranganku, Engkau Maha tidak memerlukan dari menyiksaku,

Sesungguhnya semua dosa yang diperbuat tak akan merugikan-Mu, begitu pula ketaatan tidak menguntungkan-Mu.

Behind The Scene : Kenapa saya ambil S1 lagi? Bukan S2.

Selasa, 17 April 2012

Banyak yang berkata, Gila ini orang, buang-buang duit, umur, serakah gelar kali!!! Sumpah, saya awalnya ingin keahlian yang lainya ngikut hehehehe

Cerita berawal saat cita-cita masa SMP. Seorang anak pasti mengidolakan orang tuanya. Orang tua saya adalah Electrical & Instruments Engineer di salah satu perusahaan besar Surabaya saat itu. Saya berkata, “ Yah, saya ingin jadi seperti ayah.” Hehehe tapi lama kelamaan masuk SMA cita-cita berubah jadi Saya ingin masuk Pertambangan/perminyakan biar bisa dapat duit banyak, tapi karena pertambangan hanya di ITB ambil tekfis atau instrument dlu lah…. J

Setelah UNAS dan mulai ujian masuk, SPMB pertama bagi saya. Pilihan 1 Fakultas pertambangan ITB Pilihan 2 Fisika UNAIR. Setelah SPMB ikut tes UMPENS bersama teman seperjuangan. Apadaya kemampuan tak sampai menggapai ITB, tapi masuk ke fisika. Di waktu yang bersamaan saya dinyatakan lulus untuk program D4 Elektronika ITS yang katanya terfavorit di PENS wakti itu. Dan dengan segala pertimbangan masuk lah saya ke S1 Fisika Airlangga. Disini lah saya serasa digembleng pondasi sebagai pemikir, belajar bukan hanya karena angka-angka tapi karena arti fisis angka tersebut. (Masih jauh dari S1 ke 2 Lagi sabar y kawan… ).

Kesempatan kedua muncul UMPTN 2008, Pil 1 Elektro ITS Pil 2 Pertambangan ITB. Huh… Saya hitung2 skor saya lebih dari cukup untuk masuk di pertambangan bahkan ke Elektro ITS tapi apa daya dua-duanya gak nerima. Dari situ saya mulai memantapkan hati fisika is my life and my destiny. Tak disangka-sangka saat akhir semester 3 awal dapat tawaran dari rekan kerja orang tua untuk ikut kerja di project onshore oil & gas processing. Nguli dah.. gak pa2 walaupun nguli sapa tahu dapat link dadi bos besar nantinya. Amin… Liburan awal semester 4 terisi dengan magang kerja. Disini saya belajar arti sebuah kompetensi. Bayangkan kontraktor yang membangun hanya memperkerjakan 1 engineer dan hamper ada 50 orang semuanya tamatan STM/SMA. Kata mereka buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau kerja pun tak bisa. Dlam hati ingin saya balik pertanyaan ke mereka, anda yang gak sekolah tinggi aj bisa apalagi yang sekolah Pak y!?

Di project ini saya banyak belajar dari Pak Heru, Kalibrator Instrument, juga dari Pak Puji, bos besar senior instrument engineer SANTOS Pty. Ltd. Saya disemangati bahwa semua orang sama, makan nasi atau kentang, bule sama manusianya. Jadi kita pasti punya kemampuan seperti mereka, bahkan bisa melebihi. Jangan mau kalah. “Siap Pak”, insyaAllah saya bisa mewujudkannya. Saya mulai belajar membaca drawing instrument, membaca-baca buku industrial control yang notebene tak terlalu saya akrabi walaupun diajarkan di Airlangga. Dan akhirnya saya memutuskan saya ingin bisa dan jadi Instrument Engineer. Sampai akhir project tuntas, Alhamdulillah, saya sudah dapat gambaran dan ilmu walaupun sedikit.

Tahun 2009, UMPTN berganti SNMPTN dan adik saya sudah waktunya untuk masuk perguruan tinggi. Desakan orang tua sekalian lah ikut ujian. Saya yang sudah tak berniat dan tak berminat hanya membeli formulir tanpa tahu ingin mengisi. Akhirnya adik saya mengisikan elektro UI dan system informasi ITS. UI adalah saya yang memilih karena alasan pribadi. Ketika akan mengembalikan formulir, peristiwa menarik terjadi, satu-satunya wanita yang saya inginkan jadi pendamping sampai di syurga memergoki saya mengisi UI digantinya lah dengan Elektro ITS. Saya pun berkelakar, tak mungkin masuk-masuk pun pasti gak tak masuki. Wow, saat pengumuman saya tak menghiraukan. Adik saya berteriak,” Mas.. Mas.. Sampean masuk elektro ITS”. Hah… Ujian hanya bondo datang, gak pakek belajar. Orang tua bilang sudah daftar saja sana…. Oh mam… Saya ingin selesaikan apa yang saya mulai. Fisikaku belum kelar. Akhirnya daftar lah S1 Teknik Elektro ITS yang penuh dengan orang-orang yang katanya pintar-pintar dan saya akui memang pintar.

Petualangan kuliah dobel pun dimulai, atur sks biar gak tabrakan. Ngatur waktu toleransi agar ke ITS dan ke UNAIR cukup. Cukup kalang kabut sampai IPK saya turun dari biasanya. Sampai awal semester 4 kalau gak 5 di ITS saya mengajukan cuti untuk mengerjakan skripsi di ITS. Sebenarnya diam-diam saya punya rencana. Ah nanti kalau ijasah sudah ditangan cari kerja ah capek kuliah. Siapa tahu dapat perusahaan bonafit, Elektro tinggalin aje… Sambil ngerjakan skripsi, kosentrasi full di fisika Airlangga dan Alhamdulillah Allah memudahkan jalan.. IPK cukup untuk kelulusan dan semua lancar sampai wisuda. Bahkan sebelum wisuda dapat kesempatan kerja di project Wortel Platform. Tempat anjungan untuk pengeboran minyak di selat Madura. Disini saya bertemu teman lama bahkan Guru Lama, Pak Puji, Pak Slamet, dan beberapa yang baru Pak Nugroho dari Elektro UI, Pak Husni dari TEKFIS ITS. Mulai lah goresan baru di otak.. Satu lagi Bapak yang belum saya sebutkan Pak Nurcholis Senior Electrical Engineer dari SANTOS Pty. Ltd. Dekade ini lah pikiran saya berubah yang awalnya ingin meninggalkan elektro menjadi kembali.

Saat di project semua berpikir dan menggunakan semua kemampuannya termasuk daya analisis teknikalnya. Yang kuli mikir cara kuri. Yang engineer mikir cara engineer dong.. Di project saya belajar bagaimana project ini cepat selesai, bukan bagaimana cara birokrasi agar benar dan selesai, bukan berdebat dan saling salah-menyalahkan saat ada masalah. Kejadian yang benar-benar merubah pikiran saya dari kuli ingin menjadi engineer adalah saat pekerja segolongan saya (walaupun golongan saya lebih tinggi dikit wkwkwkwkw) tak dapat bekerja karena tak ada kalender masuk hari itu di kontrak kerja senior engineer dengan lantang berani manjawab.”Masuk saja, saya yang berani bertanggung jawab masalah uangnya pokoknya kerjaan ini beres.” Tanpa kemampuan leadership, tanpa kemapanan financial, tanpa kemampuan teknikal dibidangnya, dengan tahu mana yang harus cepat dikerjakan, membedakan seorang engineer sejati dengan para tukang. Pikiran saya langsung tersentak, saya ingin kembali ke cita-cita saya dlu ke pertambangan/perminyakan jadi engineer sejati bukan jadi sok engineer.

Saya mencari informasi mana yang bisa saya pelajari lebih dalam di ITS. Saya masih tercatat mahasiswa elektro ITS. Jika belajar instrumentasi, lebih baik ke tekfis ITS karena memang mereka bidangnya. Jika memilih SP saya tak mapan hati karena selain mengulang pelajaran yang pernah saya dapat dan mungkin suatu saat kebosanan dan kesombongan diri bisa menghancurkan keilmuan dan semangat saya dalam menimba ilmu. Dan akhirnya saya memutuskan, saya masuk Power Engineering saja. Hal baru bagi saya, tantangan dan semoga khusnul khotimah. Lulus dan segera berkarya untuk negeri. Mewujudkan cita-cita jika sukses kelak akan membangun sekolah untuk pemimpin bangsa Indonesia.

Untuk S2, sebenarnya saat bekerja dan setelah lulus dari Airlangga saya mendaftar manajemen proyek di ITS agar umur tak terlalu tua saat lulus nanti. Tapi takdir tak mengizinkan kelas saya tak ada dan dialihkan ke manajemen industry dan saya memutuskan tak hadir saat ujian. Saat proses pendaftaran, saya mencari alasan mengapa kebanyakan orang harus melanjutkan S2, apa yang saya mau dan saya dapatkan dari S2? Salah seorang Bu dosen saya memberikan pencarahaan, saat kamu ingin jadi dosen atau peneliti atau akademisi pilih lah S2 tapi saat kamu hanya ingin bekerja ambil lah S2 Manajemen atau yang non linear dengan studimu. Sudah saya jelaskan di atas bahwa saya ingin jadi engineer sejati yang bisa berkarya untuk negeri sehingga kemampuan, skill lah yang saya butuh kan. Dan yang paling penting sebenarnya saya tak ingin membebani orang tua, jikalau S2 sudah saya tekankan di hati itu beasiswa atau dari benar-benar kantong saya sendiri.

Listrik “Byar Pet” Salah Kita Juga (Part 2)

Artikel Sebelumnya..

Karakter yang awalnya hanya banyak menggunakan listrik untuk penerangan sehingga beban ada pada pukul 17.00 WIB – 23.00 WIB sekaranga harus lebih produktif. Ketika malam hanya digunakan sebagai penerangan, alangkah baiknya saat matahari telah terbit dimulai untuk aktifitas produksi missal UKM atau yang lain sehingga pola kurva beban dapat berubah merata disemua waktu. Ini sedikit dari manajeman beban listrik.

Pada manajemen pembangkit dan energy listrik dikenal dengan adanya SSM (Supplay Side Management) yang menjamin kualitas dari pemasok listrik sendiri. NSM (Network Side Management) yang menjamin kualitas distribusi listrik itu sendiri, dan terakhir adalah DSM (Demand Side Management) sebagai manajemen pada sisi konsumen.

DSM mempunyai target yaitu optimalisasi dan effisiensi penggunaan listrik. Pada DSM diharapkan peran aktif konsumen terutama rumah tangga untuk benar-benar mengoptimalkan penggunna listriknya. Agar kurva puncak tidak lagi timpang bisa saja konsumen menggunakan strategi peak clipping, yaitu menurunkan penggunaan listrik pada saat beban puncak atau bahkan menggunakan strategi yang lebih baik yaitu strategi konsversi. Strategi ini misalnya menggunakan lampu LHE untuk menggantikan lampu pijar dimana perbedaan watt bisa mencapai 31 watt untuk mendapatkan lumen (pencahayaan) yang sama terang.

Listrik adalah energy, energy tak dapat diciptakan dan dihancurkan, hanya dapat diubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya. Sekarang, jika kita jor-joran menggunakan listrik maka alangkah lebih baiknya tahu bagaimana pusingnya memikirkan cara membangkitkan listrik. PLTA, PLTU, PLTG dan lain sebagainya. Kenaikan BBM yang langsung berdampak inflasi, pastinya akan berdampak jika para pejuang listrik tidak pintar-pintar mengatur manajemen pembangkit di Indonesia. Perlu sedikit diketahui di Indonesia pembangkit listrik masih banyak yang bergantung pada bahan bakar fosil/BBM. Sehingga apabila manajemen pembangkit tidak dapat sukses dilakukan maka Byar Pet pasti terjadi lagi.

Salah satu mengatasi Byar Pet, kita punya pembangkit sendiri. Oh, sungguh mahalnya? Jangan khawatir selain Diesel Generator setiap kWh dari pembangkit kita pasti dibeli oleh PLN. Ayo menggalakkan Renewable Energy. Kontrak pembangkit swasta dengan PLN dapat dicari digoogle dengan kata kunci kontrak kerja IPP dengan PLN. Penggunaan pembangkit sendiri di dunia ekonomi listrik dinamakan Captive Power.

Pusingnya Byar Pet dapat diatasi kalau kita sama-sama berjuang. PLN berjuang meningkatkan kapasitas pembangkit dan jalur transmisi dan distribusinya. Kita sebagai konsumen menggunakan secara effisien, optimal dan produktif. Beban listrik yang baik adalah beban yang rata disemua waktu sehingga PLN tak merugi, kita juga terjamin pasokan listriknya.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

© Copyright Ngidup Buat Ngakhirat 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.