Diberdayakan oleh Blogger.

Halaman

Cinta: Apakah untuk menikah?

Kamis, 30 Agustus 2012


Jika engkau mengharap cinta terbayar
maka tidak mungkin karena cinta bukan hutang yg harus dibayar.
Cinta karena ilahi tak akan menyakiti
Begitu pula cinta sejati,
cinta sejati tak memaksa untuk memiliki.
Jodoh  adalah urusan ilahi,
Dia yang menulis di Lauhul Mahfudz.
hanya doa yang dapat mempermudah perjalanan cinta
dan tidak ada keraguan untuk semua itu.

Membina hubungan dilandaskan niat menikah lebih baik tak terlalu lama,
karena jelas peluang setan akan semakin besar
untuk menjurumuskan cinta menjadi nafsu belaka.
lebih baik sembunyikan cinta
dan biar cara Allah yang mengaturnya,
seperti cinta Siti Fatimah dan Syaidina Ali ra.

Menyatukan dua hati bukan perkara mudah.
jadi persiapkan diri.
Jadilah laki-laki yang punya pondasi agama,
karena agama dan syariat punya semuanya.
Punya romantisme, punya kemapanan baik materil atau tidak
Punya keteladanan juga punya kepemimpinan
Punya kehormatan juga cara menjaganya
Punya keteguhan, bukan keraguan dan kecengengan


Jangan Marah & Jangan Mengumbar Aib

Ketika sebuah  permasalahan muncul ada kalanya kita sebagai manusia berselisih paham dan dalam keadaan emosi perselisihan tak akan terselesaikan. Bahkan keputusan yang diambil dalam keadaan emosi  akan memunculkan bencana bagi diri seseorang dan orang lain. Hal ini saya alami sendiri, sebagai pelajaran/ibrah untuk diri saya sendiri,.
Dalam keadaan marah (dan sesungguhnya saya pemarah hehehe) saya sering bahkan selalu  bertindak kekanak-kanakan dan mengambil keputusan yang bagi orang banyak itu konyol dikata. Sering langsung menghina, mengumbar aib pada khalayak umum bahkan aib diri sendiri.  Padahal dalam suatu hadis, Dari Abu Hurairah Ra., seorang lelaki berkata pada Rasulullah Saw, berilah saya nasehat. Rasulullah Saw bersabda "Janganlah engkau marah" Rasulullah mengulang-ulang pada ucapannya. (HR. Bukhari)  Begitu bahayanya marah sampai-sampai perkataan itu diulang-ulang.  Begitu pula untuk mengumbar aib seseorang, disebutkan :
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan buruk sangka (kecurigaan), karena sebagian dari buruk sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Hujuraat: 12)  

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Seluruh umatku akan diampuni dosa-dosa kecuali orang-orang yang terang-terangan (berbuat dosa). Di antara orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang yang pada waktu malam berbuat dosa, kemudian di waktu pagi ia menceritakan kepada manusia dosa yang dia lakukan semalam, padahal Allah telah menutupi aibnya. Ia berkata, “Wahai fulan, semalam aku berbuat ini dan itu”. Sebenarnya pada waktu malam Tuhannya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi justru pagi harinya ia membuka aibnya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah. (Muttafaq ‘alaih HR: Bukhari dan Muslim).


Dan dalil untuk yang memiliki pasangan/pendamping hidup:
“Dari Abu Sa’id al-Kudriy, IA berkata, Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di Hari kiamat adalah seorang laki-laki (suami) yang bercampur (bersetubuh) dengan isterinya, kemudian membeberkan rahasia (isteri)-nya tersebut.” (HR. Muslim)

Padahal dari menahan marah dan jangan sampai mengumbar aib seseorang/aib, kita mendapatkan beberapa manfaat:
·         Ada hikmah selalu saat kita menahan amarah
"Boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal ia sangat baik untukmu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kalian tidak mengetahui."  QS: Al-Baqoroh 216
·         Kita adalah orang terkuat orang terkuat.
"Orang yang kuat bukanlah orang yang hebat dalam bertengkar, sesungguhnya orang yang kuat adalah orang yang bisa menahan emosi ketika harus marah." (HR. Bukhari)
·         Do’a kita diijabahi karena tak ada penghalang antara kita dan Allah.
"Takutlah kamu pada do'anya orang yang dianiaya, maka sesungguhnya do'anya orang yang dianiaya tidak ada penghalang antara do'a dan Allah." (HR. Tirmidzi)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

© Copyright Ngidup Buat Ngakhirat 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.